Psikologi berasal dari kata yunani psyche, yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson, 1996:7). Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa pada manusia memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unsconscious).
Peta kesadaran ini dipakai untuk mendeskripsikan unsur cermati (awareness) dalam setiap konflik kejiwaan seperti berfikir dan berfantasi. Sampai tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural, yakni id, ego, dan superego. Apabila digambarkan maka teori ini diibaratkan sebuah gunung es, dimana wilayah alam prasadar (preconscious) dan tak sadar (unsconscious) lebih besar dibanding alam sadar (conscious), seperti gambar di bawah ini :
Source gambar : http://khairunnisaulfah.blogspot.com/2013/03/tulisan-2.html
Jika diperhatikan pada gambar tersebut terdapat
bagian yang memisahkan antara alam sadar (conscious), alam pra sadar
(preconscious), alam tak sadar (unsconscious), superego, ego, dan id. Berikut
adalah penjelasannya :
1. Alam
sadar (conscious) ialah alam yang dapat kita sadari pada saat-saat tertentu,
penginderaan langsung, pemikiran, dan fantasi. Selain itu pada fase ini manusia
cenderung dapat mengendalikan/menghendaki apa yang ingin dilakukan melalui
tubuhnya sendiri.
2. Alam prasadar (preconscious) ialah alam dimana
dapat kita sebut saat ini sebagai “kenangan yang sudah tersedia” yaitu segala
sesuatu yang dapat dengan mudah dapat dipanggil ke alam sadar,
kenangan-kenangan yang tidak dapat diingat walau berfikir namun dapat dipanggil
lagi, contohnya mimpi dan mekanisme pertahanan diri.
3. Alam tak sadar (unsconscious) ialah alam yang
memiliki ruang terbesar dalam alam kesadaran jiwa manusia. Hal ini ialah alam
yang sangat sulit dibawa ke alam sadar manusia, seperti nafsu,insting,
kenangan, dan emosi-emosi yang mengacu pada trauma /Phobia. Freud berpendapat
bahwa alam bawah sadar adalah sumber motivasi dan dorongan yang ada dalam diri
kita, baik itu hasrat sederhana seperti makan atau seks.
4. Id
adalah wilayah yang primitif, kacau balau, dan tidak terjangkau oleh alam
sadar. Fungsi Id ialah untuk memperoleh kepuasan sehingga dapat disebut sebagai
prinsip kesenangan.
5. Ego adalah satu-satunya
wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego dikendalikan oleh
prinsip kenyataan (reality principle), yang berusaha menggantikan prinsip
kesenangan milik Id.
Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang
berhubungan dengan dunia luar, maka ego pun mengambil peran pengambil keputusan
dari kepribadian. Ego
sebagian besar berada di kesadaran dan sebagian kecil beroperasi di daerah
prasadar dan tak sadar.
Ego adalah eksekutif (pelaksana)
dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama, yaitu :
- Memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau
insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan.
- Menentukan
kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang
yang resikonya minimal.
Sedangkan Super Ego ialah kesempurnaan dari kesenangan, oleh
karena itu Super Ego dapat pula disebut sebagai aspek moral dalam kepribadian.
Fungsi pokoknya ialah untuk menentukan apakah sesuatu dapat dikatakan benar
atau salah, dapat diterima oleh lingkungan/masyarakat sekitar atau tidak, maka
dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral yang diterima oleh
masyarakat.
Freud ialah teorisi pertama yang memusatkan
perhatiannya pada perkembangan manusia, ia juga menekankan pentingnya peran masa
manusia sejak bayi hingga beranjak menjadi masa awal anak dalam pembentukan
karakter manusia. Freud meyakini bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah
terbentuk pada usia 5 tahun. Ia membagi perkembangan kepribadian menjadi 3
tahapan, yakni tahap infantil (0-5 tahun), tahap laten (12 tahun), dan tahap
genital (>12 tahun). Disebutkan bahwa tahap infantil adalah tahap yang
paling menentukan dalam pembentukan kepribadian. Tahap infantil terbagi manjadi
3 tahapan, yakni fase oral (0 - 1,5 tahun), fase anal (1,5 – 3 tahun), dan fase falik (3-6 tahun).
Pada
fase oral kelangsungan hidup seorang anak bergantung sepenuhnya kepada sang
ibu, hal ini dikarenakan pada fase ini seorang anak masih berusia 0 – 1,5 tahun
yang berarti anggota tubuh dan perkembangan sang anak masih belum sepenuhnya
dapat berfungsi. Selain itu, pada fase ini pemuasan diri berpusat pada mulut
(bibir, lidah, dan rongga mulut). Kepuasan yang berlebih maupun kekurangan pada
fase oral dapat menyebabkan karakter oral reseptif (oral pasif) dan oral
agresif.
Selanjutnya pada fase anal kepuasan didapat
melalui pembuangan kotoran, contohnya ialah seorang anak dilatih untuk membuang
air (kecil mauapun besar) pada saat dan di tempat yang tepat (toilet training).
Freud yakin toilet training adalah bentuk mula dari belajar memuaskan id
dan superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defekasi
dan kebutuhan superego dalam bentuk hambatan sosial atau tuntunan sosial untuk
mengontrol kebutuhan defekasi. Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan diri
berasal dari fase anal sumber.
Terakhir pada
tahap infantil ialah fase falik dimana pada fase ini perhatian anak mulai
terpusat pada alat kelaminnya dan dapat dikatakan bahwa pada tahap ini seorang
anak bisa mengenali apa yang membedakan/menandakan ia adalah anak laki-laki
atau perempuan dari alat kelaminnya. Disebutkan pula pada saat yang sama
terjadi peningkatan gairah seksual anak
kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek yang
penting. Perkembangan terpenting pada masa ini ialah timbulnya Oedipus Complex
yang diikuti fonemena Canstration Anxiety
(pada laki-laki) dan penis Envy (pada perempuan) dimana hal ini terjadi
karena sang anak tidak dapat menyalurkan rasa cinta pada objek pertama (ibu).
Selanjutnya
setelah anak melewati 3 tahapan dari tahap infantil, maka tahap selanjutnya
ialah tahap laten yang terjadi dari umur 6 – 12 tahun. Pada tahap ini anak
mulai mengalami periode peredaan impuls seksual (tertahannya dorongan seksual).
Menurut Freud penurunan terjadi karena tidak adanya daerah erogen baru yang
dimunculkan oleh perkembangan biologis. Pada
tahap ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan
libido dengan kepuasan nonseksual, contohnya ialah menuangkannya kepada bidang
keterampilan, intelektual, atletik, maupun belajar menyesuaikan diri kepada
lingkungan yang lebih luas Pada tahap
ini anak juga cenderung lebih mudah dalam menangkap atau mempelajari sesuatu
(masa optimal untuk belajar).
Terakhir
ialah tahap genital yang merupakan tahapan puncak dari perkembangan
psikoseksual manusia karena tahap ini terjadi ketika seorang anak berumur lebih
dari 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini tanda-tanda pubertas sudah mulai
terlihat pada manusia seperti buah dada pada wanita, jakun pada laki-laki
maupun bulu-bulu halus yang mulai tumbuh pada daerah yang intim. Pada tahap ini
impuls seks mulai disalurkan ke obyek di luar, seperti; berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta dengan lawan jenis, perkawinan dan berkeluarga.
Mekanisme Pertahanan Freud
Definisi
resistensi ialah perlawanan. Semua kekuatan di dalam pasien yang melawan
prosedur-prosedur dan proses-proses analisis, yakni menghalangi asosiasi bebas
pasien, yang mengganggu usaha-usaha pasien untuk mengingat dan memperoleh serta
mengakumulasikan pemahaman, yang beroperasi melawan egorasional pasien dan
hasratnya untuk berubah disebut
resistensi (Freud, 1900:517).
Dalam resistensi psikoanalisis terdapat teori
yang menjabarkan tentang mekanisme pertahanan. Bagi Freud, mekanisme pertahanan
adalah strategi yang dipakai individu untuk melawan ekspresi impuls id serta
menentang tekanan super ego. Setidaknya Freud mendeskripsikan menjadi tujuh,
yakni identifikasi, pemindahan/reaksi kompromi, represi, fiksasi, regresi,
pembentukan reaksi, dan projeksi.
Identifikasi
ialah cara mereduksi tegangan dengan
meniru atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil
memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Identifikasi sebagai sarana ego dan
superego memperoleh enerji psikis dari id. Konsep identifikasi sebagai mekanisme
pertahanan sejalan dengan konsep pemindahan enerji psikis. Sedangkan pada pemindahan/reaksi kompromi
apabila obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai
karena ada rintangan dari luar atau dari dalam maka insting itu akan direpresi
kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru, yang berarti
pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain, sampai ditemukan obyek
yang dapat mereduksi tegangan.
Terdapat tiga macam jenis dalam
reaksi kompromi yaitu sumblimasi (kompromi yang mengasilkan prestasi budaya
yang lebih tinggi/diterima masyarakat dalam kultural kreatif), substitusi (kepuasan yang diperoleh masih
mirip kepuasan aslinya), dan kompensasi (kompromi dengan mengganti insting yang
harus dipuaskan).
Fiksasi
adalah terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena
perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan
kecemasan yang terlalu kuat, dan apabila frustasi, kecemasan, dan pengalaman
trauma pada diri seseorang maka pada tahap perkembangan tertentu dapat
mengakibatkan orang tersebut mengalami regresi yang berarti kembali kepada
bentuk aktivitas mental lebih awal dan lebih primitif (Semiun, 2006:226). Kemudian
pembentukan reaksi ialah tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau
perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan
lawan/kebalikannya dalam kesadaran, misalnya; benci menjadi cinta, rasa saling
bermusuhan diganti dengan ekspresi persahabatan
.
Terakhir
dari teori mekanisme pertahanan Freud ialah projeksi yang berarti mekanisme
mengubah kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara
melemparkan impuls-impuls
internal yang mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seolah-olah
ancaman itu terprojeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Freud adalah teorisi
pertama dalam ilmu psikoanalitik. Menurutnya setiap jiwa manusia memiliki 3 tingkat kesadaran,
yaitu alam sadar, pra sadar, dan tidak sadar. Kemudian pada tahun 1923 Freud
mengenalkan 3 metode struktural yaitu, Id, Ego, dan Super ego. Ia juga
menyatakan bahwa perkembangan manusia dari tahap bayi hingga beranjak menjadi
masa awal anak ialah masa yang sangat penting bagi perkembangan maupun
pertumbuhan karakter manusia. Freud juga mengenalkan tentang mekanisme
pertahanan diri pada manusia dan mendeskripsikannya menjadi tujuh bagian, yakni
identifikasi, pemindahan/reaksi kompromi, represi, fiksasi, regresi,
pembentukan reaksi, dan projeksi.
1. Alam
sadar (conscious) ialah alam yang dapat kita sadari pada saat-saat tertentu,
penginderaan langsung, pemikiran, dan fantasi. Selain itu pada fase ini manusia
cenderung dapat mengendalikan/menghendaki apa yang ingin dilakukan melalui
tubuhnya sendiri.
2. Alam prasadar (preconscious) ialah alam dimana
dapat kita sebut saat ini sebagai “kenangan yang sudah tersedia” yaitu segala
sesuatu yang dapat dengan mudah dapat dipanggil ke alam sadar,
kenangan-kenangan yang tidak dapat diingat walau berfikir namun dapat dipanggil
lagi, contohnya mimpi dan mekanisme pertahanan diri.
3. Alam tak sadar (unsconscious) ialah alam yang
memiliki ruang terbesar dalam alam kesadaran jiwa manusia. Hal ini ialah alam
yang sangat sulit dibawa ke alam sadar manusia, seperti nafsu,insting,
kenangan, dan emosi-emosi yang mengacu pada trauma /Phobia. Freud berpendapat
bahwa alam bawah sadar adalah sumber motivasi dan dorongan yang ada dalam diri
kita, baik itu hasrat sederhana seperti makan atau seks.
4. Id
adalah wilayah yang primitif, kacau balau, dan tidak terjangkau oleh alam
sadar. Fungsi Id ialah untuk memperoleh kepuasan sehingga dapat disebut sebagai
prinsip kesenangan.
5. Ego adalah satu-satunya
wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego dikendalikan oleh
prinsip kenyataan (reality principle), yang berusaha menggantikan prinsip
kesenangan milik Id.
Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang
berhubungan dengan dunia luar, maka ego pun mengambil peran pengambil keputusan
dari kepribadian. Ego
sebagian besar berada di kesadaran dan sebagian kecil beroperasi di daerah
prasadar dan tak sadar.
Ego adalah eksekutif (pelaksana)
dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama, yaitu :
- Memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan.
- Menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal.
Sedangkan Super Ego ialah kesempurnaan dari kesenangan, oleh
karena itu Super Ego dapat pula disebut sebagai aspek moral dalam kepribadian.
Fungsi pokoknya ialah untuk menentukan apakah sesuatu dapat dikatakan benar
atau salah, dapat diterima oleh lingkungan/masyarakat sekitar atau tidak, maka
dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral yang diterima oleh
masyarakat.
Freud ialah teorisi pertama yang memusatkan
perhatiannya pada perkembangan manusia, ia juga menekankan pentingnya peran masa
manusia sejak bayi hingga beranjak menjadi masa awal anak dalam pembentukan
karakter manusia. Freud meyakini bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah
terbentuk pada usia 5 tahun. Ia membagi perkembangan kepribadian menjadi 3
tahapan, yakni tahap infantil (0-5 tahun), tahap laten (12 tahun), dan tahap
genital (>12 tahun). Disebutkan bahwa tahap infantil adalah tahap yang
paling menentukan dalam pembentukan kepribadian. Tahap infantil terbagi manjadi
3 tahapan, yakni fase oral (0 - 1,5 tahun), fase anal (1,5 – 3 tahun), dan fase falik (3-6 tahun).
Pada
fase oral kelangsungan hidup seorang anak bergantung sepenuhnya kepada sang
ibu, hal ini dikarenakan pada fase ini seorang anak masih berusia 0 – 1,5 tahun
yang berarti anggota tubuh dan perkembangan sang anak masih belum sepenuhnya
dapat berfungsi. Selain itu, pada fase ini pemuasan diri berpusat pada mulut
(bibir, lidah, dan rongga mulut). Kepuasan yang berlebih maupun kekurangan pada
fase oral dapat menyebabkan karakter oral reseptif (oral pasif) dan oral
agresif.
Selanjutnya pada fase anal kepuasan didapat
melalui pembuangan kotoran, contohnya ialah seorang anak dilatih untuk membuang
air (kecil mauapun besar) pada saat dan di tempat yang tepat (toilet training).
Freud yakin toilet training adalah bentuk mula dari belajar memuaskan id
dan superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defekasi
dan kebutuhan superego dalam bentuk hambatan sosial atau tuntunan sosial untuk
mengontrol kebutuhan defekasi. Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan diri
berasal dari fase anal sumber.
Terakhir pada
tahap infantil ialah fase falik dimana pada fase ini perhatian anak mulai
terpusat pada alat kelaminnya dan dapat dikatakan bahwa pada tahap ini seorang
anak bisa mengenali apa yang membedakan/menandakan ia adalah anak laki-laki
atau perempuan dari alat kelaminnya. Disebutkan pula pada saat yang sama
terjadi peningkatan gairah seksual anak
kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek yang
penting. Perkembangan terpenting pada masa ini ialah timbulnya Oedipus Complex
yang diikuti fonemena Canstration Anxiety
(pada laki-laki) dan penis Envy (pada perempuan) dimana hal ini terjadi
karena sang anak tidak dapat menyalurkan rasa cinta pada objek pertama (ibu).
Selanjutnya
setelah anak melewati 3 tahapan dari tahap infantil, maka tahap selanjutnya
ialah tahap laten yang terjadi dari umur 6 – 12 tahun. Pada tahap ini anak
mulai mengalami periode peredaan impuls seksual (tertahannya dorongan seksual).
Menurut Freud penurunan terjadi karena tidak adanya daerah erogen baru yang
dimunculkan oleh perkembangan biologis. Pada
tahap ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan
libido dengan kepuasan nonseksual, contohnya ialah menuangkannya kepada bidang
keterampilan, intelektual, atletik, maupun belajar menyesuaikan diri kepada
lingkungan yang lebih luas Pada tahap
ini anak juga cenderung lebih mudah dalam menangkap atau mempelajari sesuatu
(masa optimal untuk belajar).
Terakhir
ialah tahap genital yang merupakan tahapan puncak dari perkembangan
psikoseksual manusia karena tahap ini terjadi ketika seorang anak berumur lebih
dari 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini tanda-tanda pubertas sudah mulai
terlihat pada manusia seperti buah dada pada wanita, jakun pada laki-laki
maupun bulu-bulu halus yang mulai tumbuh pada daerah yang intim. Pada tahap ini
impuls seks mulai disalurkan ke obyek di luar, seperti; berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta dengan lawan jenis, perkawinan dan berkeluarga.
Mekanisme Pertahanan Freud
Definisi resistensi ialah perlawanan. Semua kekuatan di dalam pasien yang melawan prosedur-prosedur dan proses-proses analisis, yakni menghalangi asosiasi bebas pasien, yang mengganggu usaha-usaha pasien untuk mengingat dan memperoleh serta mengakumulasikan pemahaman, yang beroperasi melawan egorasional pasien dan hasratnya untuk berubah disebut resistensi (Freud, 1900:517).
Dalam resistensi psikoanalisis terdapat teori yang menjabarkan tentang mekanisme pertahanan. Bagi Freud, mekanisme pertahanan adalah strategi yang dipakai individu untuk melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan super ego. Setidaknya Freud mendeskripsikan menjadi tujuh, yakni identifikasi, pemindahan/reaksi kompromi, represi, fiksasi, regresi, pembentukan reaksi, dan projeksi.
Identifikasi ialah cara mereduksi tegangan dengan meniru atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Identifikasi sebagai sarana ego dan superego memperoleh enerji psikis dari id. Konsep identifikasi sebagai mekanisme pertahanan sejalan dengan konsep pemindahan enerji psikis. Sedangkan pada pemindahan/reaksi kompromi apabila obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai karena ada rintangan dari luar atau dari dalam maka insting itu akan direpresi kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru, yang berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain, sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan.
Mekanisme Pertahanan Freud
Definisi resistensi ialah perlawanan. Semua kekuatan di dalam pasien yang melawan prosedur-prosedur dan proses-proses analisis, yakni menghalangi asosiasi bebas pasien, yang mengganggu usaha-usaha pasien untuk mengingat dan memperoleh serta mengakumulasikan pemahaman, yang beroperasi melawan egorasional pasien dan hasratnya untuk berubah disebut resistensi (Freud, 1900:517).
Dalam resistensi psikoanalisis terdapat teori yang menjabarkan tentang mekanisme pertahanan. Bagi Freud, mekanisme pertahanan adalah strategi yang dipakai individu untuk melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan super ego. Setidaknya Freud mendeskripsikan menjadi tujuh, yakni identifikasi, pemindahan/reaksi kompromi, represi, fiksasi, regresi, pembentukan reaksi, dan projeksi.
Identifikasi ialah cara mereduksi tegangan dengan meniru atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Identifikasi sebagai sarana ego dan superego memperoleh enerji psikis dari id. Konsep identifikasi sebagai mekanisme pertahanan sejalan dengan konsep pemindahan enerji psikis. Sedangkan pada pemindahan/reaksi kompromi apabila obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai karena ada rintangan dari luar atau dari dalam maka insting itu akan direpresi kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru, yang berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain, sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan.
Terdapat tiga macam jenis dalam
reaksi kompromi yaitu sumblimasi (kompromi yang mengasilkan prestasi budaya
yang lebih tinggi/diterima masyarakat dalam kultural kreatif), substitusi (kepuasan yang diperoleh masih
mirip kepuasan aslinya), dan kompensasi (kompromi dengan mengganti insting yang
harus dipuaskan).
Fiksasi
adalah terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena
perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan
kecemasan yang terlalu kuat, dan apabila frustasi, kecemasan, dan pengalaman
trauma pada diri seseorang maka pada tahap perkembangan tertentu dapat
mengakibatkan orang tersebut mengalami regresi yang berarti kembali kepada
bentuk aktivitas mental lebih awal dan lebih primitif (Semiun, 2006:226). Kemudian
pembentukan reaksi ialah tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau
perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan
lawan/kebalikannya dalam kesadaran, misalnya; benci menjadi cinta, rasa saling
bermusuhan diganti dengan ekspresi persahabatan
.
.
Terakhir
dari teori mekanisme pertahanan Freud ialah projeksi yang berarti mekanisme
mengubah kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara
melemparkan impuls-impuls
internal yang mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seolah-olah
ancaman itu terprojeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Freud adalah teorisi
pertama dalam ilmu psikoanalitik. Menurutnya setiap jiwa manusia memiliki 3 tingkat kesadaran,
yaitu alam sadar, pra sadar, dan tidak sadar. Kemudian pada tahun 1923 Freud
mengenalkan 3 metode struktural yaitu, Id, Ego, dan Super ego. Ia juga
menyatakan bahwa perkembangan manusia dari tahap bayi hingga beranjak menjadi
masa awal anak ialah masa yang sangat penting bagi perkembangan maupun
pertumbuhan karakter manusia. Freud juga mengenalkan tentang mekanisme
pertahanan diri pada manusia dan mendeskripsikannya menjadi tujuh bagian, yakni
identifikasi, pemindahan/reaksi kompromi, represi, fiksasi, regresi,
pembentukan reaksi, dan projeksi.
No comments