Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

Share:


Psikologi berasal dari kata yunani psyche, yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson, 1996:7). Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa pada manusia memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unsconscious).

Peta kesadaran ini dipakai untuk mendeskripsikan unsur cermati (awareness) dalam setiap konflik kejiwaan seperti berfikir dan berfantasi. Sampai tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural, yakni  id, ego, dan superego. Apabila digambarkan maka teori ini diibaratkan sebuah gunung es, dimana wilayah alam prasadar (preconscious) dan tak sadar (unsconscious) lebih besar dibanding alam sadar (conscious), seperti gambar di bawah ini :

                         Source gambar : http://khairunnisaulfah.blogspot.com/2013/03/tulisan-2.html

Jika diperhatikan pada gambar tersebut terdapat bagian yang memisahkan antara alam sadar (conscious), alam pra sadar (preconscious), alam tak sadar (unsconscious), superego, ego, dan id. Berikut adalah penjelasannya


1. Alam sadar (conscious) ialah alam yang dapat kita sadari pada saat-saat tertentu, penginderaan langsung, pemikiran, dan fantasi. Selain itu pada fase ini manusia cenderung dapat mengendalikan/menghendaki apa yang ingin dilakukan melalui tubuhnya sendiri.

2. Alam prasadar (preconscious) ialah alam dimana dapat kita sebut saat ini sebagai “kenangan yang sudah tersedia” yaitu segala sesuatu yang dapat dengan mudah dapat dipanggil ke alam sadar, kenangan-kenangan yang tidak dapat diingat walau berfikir namun dapat dipanggil lagi, contohnya mimpi dan mekanisme pertahanan diri.

3. Alam tak sadar (unsconscious) ialah alam yang memiliki ruang terbesar dalam alam kesadaran jiwa manusia. Hal ini ialah alam yang sangat sulit dibawa ke alam sadar manusia, seperti nafsu,insting, kenangan, dan emosi-emosi yang mengacu pada trauma /Phobia. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, baik itu hasrat sederhana seperti makan atau seks

4. Id adalah wilayah yang primitif, kacau balau, dan tidak terjangkau oleh alam sadar. Fungsi Id ialah untuk memperoleh kepuasan sehingga dapat disebut sebagai prinsip kesenangan.

5. Ego adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan (reality principle), yang berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik Id.
Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan dunia luar, maka ego pun mengambil peran pengambil keputusan dari kepribadian. Ego sebagian besar berada di kesadaran dan sebagian kecil beroperasi di daerah prasadar dan tak sadar.
Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama, yaitu :
  • Memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan.
  • Menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. 
      Sedangkan Super Ego ialah kesempurnaan dari kesenangan, oleh karena itu Super Ego dapat pula disebut sebagai aspek moral dalam kepribadian. Fungsi pokoknya ialah untuk menentukan apakah sesuatu dapat dikatakan benar atau salah, dapat diterima oleh lingkungan/masyarakat sekitar atau tidak, maka dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral yang diterima oleh masyarakat.
Freud ialah teorisi pertama yang memusatkan perhatiannya pada perkembangan manusia, ia juga menekankan pentingnya peran masa manusia sejak bayi hingga beranjak menjadi masa awal anak dalam pembentukan karakter manusia. Freud meyakini bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah terbentuk pada usia 5 tahun. Ia membagi perkembangan kepribadian menjadi 3 tahapan, yakni tahap infantil (0-5 tahun), tahap laten (12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Disebutkan bahwa tahap infantil adalah tahap yang paling menentukan dalam pembentukan kepribadian. Tahap infantil terbagi manjadi 3 tahapan, yakni fase oral (0 - 1,5 tahun), fase anal (1,5 – 3 tahun),  dan fase falik (3-6 tahun).

Pada fase oral kelangsungan hidup seorang anak bergantung sepenuhnya kepada sang ibu, hal ini dikarenakan pada fase ini seorang anak masih berusia 0 – 1,5 tahun yang berarti anggota tubuh dan perkembangan sang anak masih belum sepenuhnya dapat berfungsi. Selain itu, pada fase ini pemuasan diri berpusat pada mulut (bibir, lidah, dan rongga mulut). Kepuasan yang berlebih maupun kekurangan pada fase oral dapat menyebabkan karakter oral reseptif (oral pasif) dan oral agresif.
 
Selanjutnya pada fase anal kepuasan didapat melalui pembuangan kotoran, contohnya ialah seorang anak dilatih untuk membuang air (kecil mauapun besar) pada saat dan di tempat yang tepat (toilet training).  Freud yakin toilet training adalah bentuk mula dari belajar memuaskan id dan superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defekasi dan kebutuhan superego dalam bentuk hambatan sosial atau tuntunan sosial untuk mengontrol kebutuhan defekasi. Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan diri berasal dari fase anal sumber.
Terakhir pada tahap infantil ialah fase falik dimana pada fase ini perhatian anak mulai terpusat pada alat kelaminnya dan dapat dikatakan bahwa pada tahap ini seorang anak bisa mengenali apa yang membedakan/menandakan ia adalah anak laki-laki atau perempuan dari alat kelaminnya. Disebutkan pula pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini ialah timbulnya Oedipus Complex yang diikuti fonemena Canstration Anxiety  (pada laki-laki) dan penis Envy (pada perempuan) dimana hal ini terjadi karena sang anak tidak dapat menyalurkan rasa cinta pada objek pertama (ibu).  
  
Selanjutnya setelah anak melewati 3 tahapan dari tahap infantil, maka tahap selanjutnya ialah tahap laten yang terjadi dari umur 6 – 12 tahun. Pada tahap ini anak mulai mengalami periode peredaan impuls seksual (tertahannya dorongan seksual). Menurut Freud penurunan terjadi karena tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, contohnya ialah menuangkannya kepada bidang keterampilan, intelektual, atletik, maupun belajar menyesuaikan diri kepada lingkungan yang lebih luas  Pada tahap ini anak juga cenderung lebih mudah dalam menangkap atau mempelajari sesuatu (masa optimal untuk belajar). 

Terakhir ialah tahap genital yang merupakan tahapan puncak dari perkembangan psikoseksual manusia karena tahap ini terjadi ketika seorang anak berumur lebih dari 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini tanda-tanda pubertas sudah mulai terlihat pada manusia seperti buah dada pada wanita, jakun pada laki-laki maupun bulu-bulu halus yang mulai tumbuh pada daerah yang intim. Pada tahap ini impuls seks mulai disalurkan ke obyek di luar, seperti; berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta dengan lawan jenis, perkawinan dan berkeluarga. 

Mekanisme Pertahanan Freud

Definisi resistensi ialah perlawanan. Semua kekuatan di dalam pasien yang melawan prosedur-prosedur dan proses-proses analisis, yakni menghalangi asosiasi bebas pasien, yang mengganggu usaha-usaha pasien untuk mengingat dan memperoleh serta mengakumulasikan pemahaman, yang beroperasi melawan egorasional pasien dan hasratnya untuk berubah disebut resistensi (Freud, 1900:517). 

Dalam resistensi psikoanalisis terdapat teori yang menjabarkan tentang mekanisme pertahanan. Bagi Freud, mekanisme pertahanan adalah strategi yang dipakai individu untuk melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan super ego. Setidaknya Freud mendeskripsikan menjadi tujuh, yakni identifikasi, pemindahan/reaksi kompromi, represi, fiksasi, regresi, pembentukan reaksi, dan projeksi. 

Identifikasi  ialah cara mereduksi tegangan dengan meniru atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Identifikasi sebagai sarana ego dan superego memperoleh enerji psikis dari id. Konsep identifikasi sebagai mekanisme pertahanan sejalan dengan konsep pemindahan enerji psikis. Sedangkan pada pemindahan/reaksi kompromi apabila obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai karena ada rintangan dari luar atau dari dalam maka insting itu akan direpresi kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru, yang berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain, sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan.   



Terdapat tiga macam jenis dalam reaksi kompromi yaitu sumblimasi (kompromi yang mengasilkan prestasi budaya yang lebih tinggi/diterima masyarakat dalam kultural kreatif),  substitusi (kepuasan yang diperoleh masih mirip kepuasan aslinya), dan kompensasi (kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan).
Fiksasi adalah terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang terlalu kuat, dan apabila frustasi, kecemasan, dan pengalaman trauma pada diri seseorang maka pada tahap perkembangan tertentu dapat mengakibatkan orang tersebut mengalami regresi yang berarti kembali kepada bentuk aktivitas mental lebih awal dan lebih primitif (Semiun, 2006:226).  Kemudian pembentukan reaksi ialah tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan lawan/kebalikannya dalam kesadaran, misalnya; benci menjadi cinta, rasa saling bermusuhan diganti dengan ekspresi persahabatan
Terakhir dari teori mekanisme pertahanan Freud ialah projeksi yang berarti mekanisme mengubah kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seolah-olah ancaman itu terprojeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Freud adalah teorisi pertama dalam ilmu psikoanalitik. Menurutnya setiap  jiwa manusia memiliki 3 tingkat kesadaran, yaitu alam sadar, pra sadar, dan tidak sadar. Kemudian pada tahun 1923 Freud mengenalkan 3 metode struktural yaitu, Id, Ego, dan Super ego. Ia juga menyatakan bahwa perkembangan manusia dari tahap bayi hingga beranjak menjadi masa awal anak ialah masa yang sangat penting bagi perkembangan maupun pertumbuhan karakter manusia. Freud juga mengenalkan tentang mekanisme pertahanan diri pada manusia dan mendeskripsikannya menjadi tujuh bagian, yakni identifikasi, pemindahan/reaksi kompromi, represi, fiksasi, regresi, pembentukan reaksi, dan projeksi. 


 
 
 


 
 
 
 

No comments